Wednesday, April 20, 2011
Filosofi Menyeduh dan Minum Teh
Sumber foto: gambar ini inter-pix.com
Dari judulnya saja mungkin terlalu tingi ya gaya penafsiaranya seperti seorang filosof saja padahal seseorang yang lagi belajar cara hidup yang benar.
Beberapa bulan yang lalu saya sempat menonton acara di televisi swasta tapi sudah lupa saya dengan judul acaranya.
Dalam acara itu seorang reporter melakukan perjalanan di kebun teh didampingi pemilik kebun teh dari proses penanaman, pemupukan hingga pemetikan dan proses pembuatan teh yang melegenda cita rasanya dan tiada duanya. .malah mirip iklan ya. . Hehe?
Dan diakhir perjalananya sang reporter diajak pemilik kebun untuk menikmati cita rasa teh buatan pabriknya di pondok deket kebun teh.
Pemilik kebun membawa satu teko kecil dan 2 cangkir kecil yang sudah diisi teh, rempah-rempah dan tidak lupa sama gulanya dan kemudian menuangkan air diteko tadi ke dalam gelas dan mempersilahkan reporter menikmati teh racikanya.
" kok rasanya masih pahit ya, mungkin belum diaduk" kata reporter..?
"jangan-jangan diaduk" kata pemilik kebun.
"coba minum saja tehnya sampai habis, pasti akhirnya akan manis" pemilik kebun menambahkan.
Jadi ada filosofinya cara minum teh seperti tadi kata pemilik kebun teh "jadi minum teh seperti buatan saya tadi sama halnya dengan kehidupan manusia, karena untuk mencapai manisnya hidup kita harus melewati dan menikmati pahitnya hidup ini" dan ada pepatah mengatakan " berakit-rakit kehulu bersenang-senang kemudian"
"Karena segala sesuatu itu tidak ada yang diperoleh dengan mudah dan dalam agama pun meyebutkan kita harus berusaha dan jangan lupa berikhtiar karena segala sesuatu itu atas ijin dan kehendak sang pencipta yaitu Allah SWT".
Sekian
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment